TagBoard 
nama

URL or Email

pesan(smilies)



arsip


Wednesday, August 28, 2002
bicara masalah komunitas, jadi inget pembicaraanku dengan seorang teman. waktu itu ia menyitir penelitian di amerika. Di sana, pemberitaan media masa sebagian besar berkisar orang-orang elit. Saya pikir demikian pula halnya di sini. Yang menjadi nara sumber sebagian besar orang-orang yang notabene "golongan atas". Jadi sangat jarang rakyat kecil jadi narasumber, Padahal bukankah kebijakan selevel IMF pun (harusnya) menyentuh rakyat kecil ? Setahuku, di BBC sering ada komentar dari rakyat kecil Hal serupa juga sering kita dengar di radio-radio, dimana masyarakat diberi ruang untuk bicara. Kenyataan bahwa "orang atas" selalu menjadi sentral segalanya, tampaknya mengukuhkan kaum Marxis bahwa kapitalisme merupakan kekuasaan kaum borjuis. Media, sebagai institusi kapital, tak memihak proletar, mereka mendukung orang berduit.

Nah, dengan media komunitas ini, tampaknya kecurigaan di atas bisa tereleminir. Cuma bisakah media umum menyajikan keberimbangan kaum atas dan kaum bawah ini ?
ALasan yang layak untuk diberikan mengapa kaum atas menjadi nara sumber, adalah bahwa keputusan mereka mempengaruhi orang banyak. Sayangnya, "orang banyak" ini menjadi sampiran. Definisi "orang banyak itu sendiri absurd. "Orang banyak" itu siapa ? apakah hasil polling ? atau sekedar rumor ?

posted by ang 5:32 PM
Monday, August 26, 2002
Tidak sepenuhnya begitu, Nggor. Kamu tahu yang sering nulis di kecapi.net, yang namanya Asep Saefullah, itu wartawan Pos Bandung dan anggota AJI. ARtinya, yang nulis "Surat Pembaca" itu ya wartawan juga. Belum sepenuhnya Jurnalisme KOMUNITAS dengan huruf kapital.

Kalau community paper yang sekarang lagi marak di Kepala GAding misalnya, juga bukan jurnalisme KOMUNITAS. Yang bikin, sekelompok jurnalis profesional. Hanya pembacanya dan segmen medianya yang terfokus pada komunitas masyarakat yang tinggal di kompleks itu.

Saya juga punya bayangan yang sama tentang pengembangan media yang dibuat dan dibaca oleh masyarakat biasa, bukan profesional. Murni community paper. Bayangan saya, media macam ini bisa jadi media advokasi dan pemberdayaan publik yang efektif. Ada yang tertarik bikin program jurnalisme KOMUNITAS?


posted by wahyu.dhyatmika 10:41 PM

Masalah jurnalisme komunitas, dari yang aku tangkap agak berbeda. Jadi penulis berita itu berasal dari masyarakat kebanyakan. Dalam arti orang yang biasa menjadi pembaca. Misalnya ada kejadian di Jakarta Barat, sebuah pembunuhan. Maka yang nulis orang sekitar sana. Jadi kalau di media umum bertempat di rubrik surat pembaca.

Tapi tampaknya apa yang tersaji di Kecapi.net lebih mirip "surat pembaca" beneran. Di mana yang berisi cuma opini saja, sementara fakta tetap saja diambil dari media umum.

Kalau jurnalisme komunitas seperti yang saya pikirkan itu benar-benar ada, cukup menarik. Sehingga fakta bisa tersaji dari sisi lain.

posted by ang 3:50 AM




blog TOELIS, diisi oleh beberapa manusia. jika berminat untuk ikut menggunjingkan, menumpahkan, membumikan, atau mengumpatkan apa saja silakan kirim email ke anfus@frogshit.com dengan subject: ruang tulis