TagBoard 
nama

URL or Email

pesan(smilies)



arsip


Thursday, July 18, 2002
aku terhenyak membaca posting Komang. terbayang wajah Komang manakal menumpahkan tulisan tersebut. ini betul-betul diluar dugaan. selama ini bapak komang adalah panutan dalam hal semangat kerja. sepertinya kelelahan enggan menggelayuti tubuhnya yang gempal. tapi sudahlah....

pada dasarnya kebosanan itu toh bagian dari hidup. dan lagi, kebosanan itu nggak berdosa. namun begitu, walau pun selama ini aku sering di kantor, toh pernyataan komang tersebut membuatku sadar. 80 % ? ini mah angka yang cukup tinggi. aku udah dihitung belum ?

saat ini, setiap kali menatap layarkomputerdi kantor, yang terbayang angka 80 persen itu. jauh di atas inflasi di Indonesia. aku juga gak tahu apa solusinya. ada solusinya ? Yuk Mang....!!!

posted by ang 6:03 AM

Rekan Komang yang lagi pusing.....


Saya memahami beban hidup anda yang sangat berat mengganduli pundak Anda. Apalagi anda masih lajang dan harus mengarungi setenagh abad lagi dunia ini.


Apa yang anda rasakan, sebenarnya sudah lama ingin saya ungkapkan. Tapi saya tidak tahu akan diungkapkan kemana. Posting anda setidaknya mengurangi beban pikiran saya selama ini. Anda tahu, saya sebenarnya tidak berminat untuk masuk ke dalam ruangan itu tadi malam. Karena yang akan kita temui adalah acara seremonial belaka ditambah komentar-komentar yang itu-itu juga. Terbukti toh, kita harus kemudian menerima berbagai permisif dan menunggu jalannya waktu untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di TNR. Bisa dihitung dengan satu jari, berbagai unek-unek yang dapat dituntaskan lewat forum atau non-forum semacam itu. Yang ada akhirnya forum itu ditutup dengan hitung-hitungan jam kerja, layaknya menghitung kemampuan mesin di pabrik! Gue sepakat dengan Pak johan dalam satu hal, bahwa kerja wartawan adalah sesuatu yang dinikmati dan tidak main hitung-hitungan biaya atau waktu. Rasanya ketika seseorang telah 2 tahun jadi wartawan itu karena dia menyukai pekerjaan itu, bukan karena takut jadi pengangguran.


Tapi persoalan menjadi berbeda ketika hal-hal teknis, birokrasi, dan administrasi mulai menggerus semangat dan pikiran kita. Mungkin rekan Komang yang budiman tahulah soal klaim transpor dan klaim lain yang tak dibayar, penilaian, dan berbagai hallainnya. Itu lama-lamaakan membuat kita capek. Itu sudah lama saya alami,bahkan sebelum masuk Tempo barangkali :-)


Lantas sekarang saya mengambil posisi bahwa apapun yang saya perbuat di Tempo adalah untuk diri saya sendiri. Baik itu kesenangan,kepuasaan, nama, prestasi, dan secuil uang untuk hidup. Enough! Lantas apa kemudian kita harus terus bertahan dalam satu wadah saja? Saya sepakat dnegan ungkapan dek komang bahwa TNR bagaikan halte bis. Bukan hanya TNR saja sebenarnya.Ketika anda merasa sudah jengah dan waktunya telah tiba, anda tinggal mengucapkan selamat tinggal. Karena apa? Karena hidup itu adalah dinamika dan segalanya harus berubah dan berubah. Sampai waktu mungkin mengatakan kepada kita cukup karena mungkin harus kompromi kepada pasangan kita (kalau yang sudah pasangan loh?) dan tuntutan keluarga.


Pilihan inipun belum sempurna karena artinya kita menganggap hidup bagaikan sebuah siklus. Lahir-sekolah-kerja-keluarga-mati!

(ini diposting Yura, berhubung blogger lagi gila, tjd kesalahan elektronis)

posted by ang 5:17 AM

Wednesday, July 17, 2002
Saya pusing sekali sejak rapat TNR semalam. Saya tidak tahu, ini perasaan saya saja, atau memang kondisi psikologis yang sedang terjadi di benak kawan-kawan, tapi dalam persepsi saya, TNR ini seperti kapal oleng yang sebentar lagi mau tenggelam. Jujur saja, hampir 80 persen kawan-kawan sudah berancang-ancang untuk pindah begitu ada kesempatan. Itu tidak salah. Sama sekali tidak salah. Tapi yang salah, adalah ketika kerja di TNR menjadi tak lebih seperti proses duduk di halte menunggu bis berikutnya datang dan membawa kita entah kemana. Tidak ada semangat. Lesu, dan kehilangan gairah. Setiap kali ke kantor, yang saya temukan adalah wajah-wajah bosan, yang setiap kali ada kesempatan akan berusaha mengurangi beban kerja sebisa mungkin, pulang secepat mungkin..... Saya jadi lelah bekerja dalam iklim seperti ini........
posted by wahyu.dhyatmika 7:57 PM

Hehehehe........itu puisi Sitok Srengenge. Bukan karyaku. I wish I can write a poem as beautiful as that........
posted by wahyu.dhyatmika 7:23 PM

Osmosa Asal Mula

Kubertanya pada Angin
Darimana asalnya Angan
Angin meniup pucuk-pucuk daun
Dan Kusaksikan Pohon melukis lingkaran tahun

Kubertanya pada Pohon
Darimana mulanya Waktu
Pohon merekahkan kuntum bunga
Dan Kusaksikan Lebah menghisap madu

Kubertanya pada Lebah
Dari apa sel yang tumbuh jadi tubuhku
Lebah bergumam masuk ke dalam gua
Dan Kusaksikan kelelawar menangkup kuping di dinding batu

Kubertanya pada Kelelawar
Darimana awalnya suara
Kelelawar mengepak sayap ke langit malam
Dan Kusaksikan embun bergulir serupa sungai

Kubertanya pada Sungai
Darimana sumber air susu
Sungai menjulangkan gunung
Dan Kusaksikan lembah bergaun kabut

Kubertanya pada Lembah
Darimana mulanya tabu
Lembah menyingkap gaun
Dan Kusaksikan Bumi bugil menggeliat anggun

Kubertanya pada Bumi
Siapa yang melahirkan Ibu
Bumi tersipu, dan kudengar laut menyahut
“Dia bersaksi atas Fakta, namun tak kuasa Menunjuk Nama”

Kubertanya pada Laut
Siapa gerangan yang menampungnya
Laut menggelora namun diam sebelum usai membilang nama.......

posted by wahyu.dhyatmika 7:14 PM
Tuesday, July 16, 2002
oo, ini bisa. Tapi kalian kok bisa chating sih. aku tampilannya yang ini-ini aja. dede bisa ngeliat buku tamu dan liat komentar2nya
aku ko gak bisa, Nggorrrrrrrrrr

posted by mr 5:05 AM

nggor, aku gak bisa sign in. pake nama lo mulu

posted by mr 5:03 AM

Nggor, hurufnya kok jadi mengecillllllll???
posted by ang 4:27 AM
Monday, July 15, 2002
ha .. ha .. ternyata pancingan perempuan kantorku mengena juga. tapi cukuplah sampai disini. sudah kadaluwarsa untuk ditanggapi. yang jelas tidak ada apa-apa antara aku dan "perempuan kantor", jadi kalian semua tidak usah khawatir.

ini aku forward pesan dari mas nur hidayat di mailis alumni kami. cukup bagus buat disimak.

KADO INI TIDAK DIJUAL DI TOKO

Aneka kado ini tidak dijual di toko. Anda bisa menghadiahkannya setiap saat dan tak perlu membeli! Meski begitu, delapan (8) macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.

Kehadiran
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir di hadapannya lewat surat, telepon, foto, atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

Mendengar
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Sudah lama diketahui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan
terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

Diam
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang
karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik, bahkan mengomel.

Kebebasan
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan
adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

Keindahan
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari! Selain
keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

Tanggapan Positif
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap, atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan
pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

Kesediaan Mengalah
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa musti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-
larut? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

Senyuman
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan syarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliiling kita. Kapan terakhir kali Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?


asyik kan?



posted by Komet 12:43 PM




blog TOELIS, diisi oleh beberapa manusia. jika berminat untuk ikut menggunjingkan, menumpahkan, membumikan, atau mengumpatkan apa saja silakan kirim email ke anfus@frogshit.com dengan subject: ruang tulis